Bukalah jendela itu maka tiap pagi akan kau saksikan paman mentari menaburkan kehangatan perhatikan garis-garis cahayanya kemana jatuhnya ? titik-titik embun yang berkilau berlian-berlian tak terbeli penghias tetamanan kebun mungil kita paparan hijau basah lembut bercahaya menyejukkan mata, berlama-lamalah memandangnya agar sejuknya dunia mengelus kalbu hapuskan kenangan-kenangan lalu yang merobek rasa kuncup-kuncup yang mulai mekar, kesegaran aroma bunga mari kita resapi ... kau ingat ? inilah kita saat - saat awal pertemuan sesuatu yang segar, sesuatu yang lain dari biasa merasuk begitu saja, menancap di hatiku lalu ingin terus terulang kupandangi terus kamu menyejukkan, kaucari diriku katamu tiba-tiba tak nyaman jika ku tak ada sebentar saja kudengarkan saja terus celotehmu, seperti nyanyian burung-burung pagi itu tak beraturan menurut tangga nada, tapi merdu sekali di telinga kauhabiskan waktu sampai detik terakhir bersamaku sampai lapar dan haus pun adalah selingan tetamanan itu adalah miniatur bagaimana kita membentuk roman cinta apakah kita hanya lewat sekilas mengagumi lalu tergoda milik tetangga atau kebanggaan dan kesyukuran merawat taman sendiri selalu yang baru itu sesuatu yang menakjubkan seiring waktu satu per satu ternoda dengan pengganggu rumput liar, ulat hama, semut penggigit, dedaunan layu semakin ganas ketika hujan penggerus tanah, dan panas cuaca pelemah raga tiada sepoi angin jika pohon perkasa belum bertahta tiada mata air penyejuk jika sumur kehidupan belum tergali tiada harapan keindahan lagi tanpa asa mau bersama lagi kita harus bayar keindahan yang telah menari sayangku hal terindah bukanlah berdiam dan sekedar memuji sayangku mari kita melebur menjadi bagian keindahan taman itu kita jugalah pemeran utama dalam drama taman kita mana cangkul, sekop, sapu lidi, gunting ranting, ember air, juga ramuan anti jamur tiada panorama yang abadi tanpa kita ikut mengabdi tak perlu takut kotornya karena itu riasan alami tak perlu geli dengan ulatnya karena taman kita mengajak becanda tak perlu khawatir dengan bau keringatnya karena itulah kejujuran ... dimana kita saling menerima kekurangan tak perlu ragu mengubah pola nuansa tata letak taman kita ... karena taman kita taman hati kita milik kita sehingga tak ada waktu melirik tetangga dan ketika semangat kita sampai pada titik lelah mari merebah beralas tanah memandang birunya langit rasakan puas sunggingkan sumringah kau dengar sayangku taman kita berterima kasih dengan hembusan sepoi angin lembutnya ..ini bukan mimpi, ... inilah tempat ternyaman .... cinta tumbuh di hati ..... di taman kita taman kita sendiri by fixshine
6 Feb
Taman kita
5 Jan
Memandangimu
Sehari yang penuh makna adalah seharian memandangi kamu. Seakan-akan dunia berhenti, tetapi bukan kiamat namun nikmat. Terasa sungguh karena beratnya kemarin, tidak bisa memandangi nyata sosok dirimu. Penat, sebal, penuh ketegangan, yang menyiksa begitu melihat kamu semua sirna, hingga aku lupa aku pernah merasakan itu.
Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya diam memandangi kamu. Itu cukup, karena semua darimu walau kita tak saling menyentuh pun sudah merasuk dalam diriku. Hembusan nafasmu yang lembut menyisir peluh-peluh kepenatanku. Hangatmu memelukku mengusir segerombolan hama yang lengket berhari-hari. Dan, keteduhan tatapanmu, itulah yang membuat segalanya dariku tunduk, nyaman, berdekatan denganmu.
Inikah hawa kasih ? tak kan kubagi, jika aku egois. Tapi berpikir kesitu pun tidak. Aku terlalu sibuk menikmati kedamaian memandangimu. Kantukku pun tak rela kuberi waktu. Sisa tenagaku, hanya untuk menumpahkan rindu, menuntaskan dahaga kehilanganmu berhari-hari yang lalu.
Apakah kita sudah berbincang sedari tadi ? belum
Apakah kita sudah saling menyentuh tadi ? belum
Apakah kita sudah memboroskan waktu dengan hanya berdiam diri dan saling memandang saja ? mungkin, tapi kharisma mu membekukan duniaku, duniaku, dunia yang isinya hanya ada kamu dan aku.
—-
Lalu kamu tiba-tiba menoleh memalingkan muka tidak ke arahku
“Kemana ?”
Kamu tidak menjawab, malah membelakangiku, dan sejenak ketakutan menyerang. Tak nyaman jika tiba-tiba aku ditinggalkan. Kamu berjalan aku tak tahu tujuanmu, kukejar dirimu, ku tak ingin kau tinggalkan lagi demikian cepat.
Oh ternyata, kamu membuka pintu kamar, melepaskan baju kebesaranmu, kemudian menatakan bantal-bantal di peraduan kita. Sekali lagi aku terbekukan melihat apa yang kamu lakukan dengan keanggunan gerak, sinergi rasa, elusan lembut menyeka debu, lalu tiba-tiba sempurna dirimu bersandar, matamu membuat sinyal kontak padaku.
“… dan kamu hanya mau berdiri saja, memandangiku ?”
Seketika sebelum matanya mengatup, entah apa yang menggerakkanku, aku ingin, aku kangen, aku ingin sekali, kangen sekali, … mendekapmu. Dari kebekuanku memandangi dirimu sedari tadi, entah bagaimana, dan aku tak berminat mengingat-ingat lagi prosesnya, kini aku sudah memeluk kehangat tubuhmu erat-erat. Aku melumer dalam rengkuhanmu.
Tak perlu lagi memandangimu.
Ketika tiada lagi jarak antara kita, mata ku pejamkan, lalu aku menerima dirimu sepenuhnya, kamu memberiku tetesan-tetesan cinta, membawa terbang, berlayar, bergelora bersama, hingga kembali dalam titik kedamaian bersama.
Terima kasih cinta telah datang hari ini.
by fixshine
4 Jan
Ke mall dong ..
Mall-mall tiap tahun sepertinya bangunannya hadir satu per satu. Menggusur lahan-lahan kumuh entah dulunya pasar tradisional, entah itu dulunya ya memang terdiri dari pemukiman penduduk asli ya akrab dengan lekukan gang-gang sempit. Perlu ga sih sebenarnya mall itu ? Yang digusur harga tanah semurah-murahnya ya pasti protes berdarah-darah. Namun yang hanya tinggal tau jadi seperti aku misalnya ya tinggal berdecak kagum saja.
“Mon, nonton film ga malam ini ?” Rika menyentilku mengganggu keasyikanku menganggumi barisan counter Mall “Walking City” terbaru di kotaku.
“Ganggu aja lu ah !”
“Jiahh, sewot diaaa….!!!”
Aku memang sebal saat heningku diganggu orang. Beberapa jenis manusia seperti aku memang sering dibilang aneh, bahkan sombong. Kalau jalan ga mau nengok-nengok, kadang-kadang berhenti memperhatikan yang menarik, lalu pergi begitu saja. “mau pilih mana mbak ? Asesorisnya baru datang, ada yang baru, yang murah bagian sini, yang ekslusif agak atas …” pelayan-pelayan kios asesoris itu biasanya sudah ribut dari A sampai Z, apalagi jika ada barang yang ku pegang, lalu kulirik dikit. Hasilnya jangan harap ku beli, wong cuma ingin lihat yang unik saja, barang kutaruh ya sudah aku melenggang.
“Mooon, gila lu yak ngapain lu lama2 di situ kalau ga beli ?! “
“Liat-liat doang ..” santai jawabku tanpa tendensi.
“huhh .. kasihan tau yang jual sudah berbusa nawar-nawarin ini itu”
“Tetanggamu yak, pantas gelang antingmu ganti2 terus ..?”
Skak mat yang telak, dan temanku yang bawel itu harus terdiam manyun.
Baiklah, mall memang secara konsep paling dasar adalah tempat jual beli. Tidak berbeda dengan pasar tradisional. Lama aku harus mengerti, mengapa pasar tradisional harus di gusur, dan mall harus dibangun. Sedangkan, barang yang dijual relatif sama. Sampai ku kenal Rika miss asal Paris yang bangkrut lalu ngekos sebelah kamarku. Baginya style adalah penting, sampai tiap tahun dia harus membuat resolusi khusus untuk mode-mode baju yang akan dikenakan tiap tahunnya. Kenyamanan adalah prinsipnya, mode adalah nyawa hidupnya, dengan indikatornya harus ada yang melirik jika dia melenggak lenggok jalan.
Busyet, kupikir orang barusan melirik koin jatuh, kenapa Miss Mode ini tiba-tiba ceramah soal fashion. “ Dia barusan ngelirik aku, Monn. Pastiii ….” . “ Ihh situ oke ? …” . “ Kamu ga sadar bajuku ini model terusan berbahan halus keluaran terbaru, motif garis-garisnya oke, tentu saja kupilih yang mini he he sexy kan ? Dan ban pinggang ini … sangat chick ! “
Otakku sudah tak sanggup lagi melahap celotehnya, karena orang yang disangkanya melirik tadi pun tampaknya sudah sirna tak permisi. Mall menawarkan cara orang jual beli, dengan ide mahal lainnya kenyamanan. Bayangkan Miss mode ini, nyaman bergaya dengan berlenggak lenggok, nyaman bahkan niat untuk di lirik-lirik orang, mana mungkin dia ke pasar tradisional begitu, kalau enggak kepleset kena becek duluan berani taruhan. Karena nyaman juga feel free lah buat jalan-jalan nah ini tipeku. Aku suka suara keramaian, aku suka melarutkan perasaan-perasaan negatif di dalam diriku dalam keramaian mall. Melarut, sejuknya AC, tentu saja musik-musik yang nge-hits di putar. Sesekali juga melihat bocah-bocah kecil yang berlarian lalu kepleset, jatuh, menangis ga keruan keras, lalu ibunya datang dan dipeluk. Sebuah drama romantis yang selalu menghiburku.
“Baiklah kita nonton, tapi aku ga mau yang midnight ..”
Rika kegirangan, lalu bak intel sigap masuk bioskop mewah bertuliskan XXI emas di atasnya. Ketika aku masuk dia sudah siap denga laporan 4 judul film lengkap resensi dan aktor aktris utamanya.
“No romantic ..!!”
“yahh …” lemas dia
“emang kita pacaran ? Ogahh”
“So , jangan gebuk-gebukkan or horror yah, please … please ? “
“nonton Sherlock Holmes saja …”
Karena ku langsung nggeloyor saja ke kasir, dia pun ikut.
90 menit berlalu aku nonton dan puas, Rika ? Hanya mengomel karena kebingungan sendiri mengenai alurnya, kecuali berkali-kali bilang Hugh Jackman ganteng. Awas aja protes keluar studio, kan gue yang bayar kali ini he he …, tak kusangka dia malah bertanya
“Mon, kamu ko ga pernah cerita punya cowok sih, ga pernah ngedate ya ?”
Rika benar satu ini, aku memang tidak pernah jalan-jalan bareng. Tidak pernah minta, tidak pernah punya masalah, dan kau selalu mendasarkan diri pada kepercayaan, aku cinta kamu, kamu demikian, dimana pun kita berada, hati kita selalu bicara.
“Punya dunk .. nih “
Kutunjukkan ke Rika sederetan chattingan format BBM kepadanya.
“….
…..
…..
bla bla bla
bye honey, take care ya “
“Woow, temanku laku juga, namanya ? “ dia merebut Blackberry-ku
“Rico ..”
Tiba-tiba aku tersadar dia mengetikku sebarisan kalimat mereply chattinganku
“Hai, nulis apa kamu, mo ngerjain ya ?!!”
“lihat aja sendiri … he he”
dia kabur secepat kilat.
“…
Honey, ke sini dunk, jalan-jalan kita ke mall … nonton film romantis juga ya
….
”
Sial bukan gayaku menulis begini, tapi boleh juga sih.
by,
fixshine
1 Oct
citra sesederhana cinta
Warna yang berbeda dari kita
adalah pesona citra
tidak sekedar
hitam putih yang membosankan
Riak lekuk yang bersimpang
adalah nyata yang membuat kita
untuk terus belajar
membuat harmoni seindah sejarah air gunung
berpetualang menuju laut
Pada gambar yang akan kita lukis
ada bagian dirimu dan diriku
yang harus jujur tentang diriku dan dirimu
sehingga damai dan nyaman
karena ini langkah-langkah kita sendiri
Gambar dirimu dan diriku
‘kan serasi harmoni dalam citra
citra yang terukir dalam hati kita
citra sesederhana cinta
tempat semangat terus tergali
tempat roda hidup diputar mewujudkan mimpi
tempat ternyaman kita ‘ntuk kembali
from me
special for Widya
25 Jan
Bimbinglah aku
+/
Kamulah terang yang membawa kelumit harap dalam gelap yang membutakan
Kamulah mimpi yang menjaga jiwaku terpejam dalam kedamaian
Kamulah jeda, spasi yang memisahkan hidup dan kehampaan
Bimbinglah aku
memaknai rasa dibalik pertanda tanpa bertanya-tanya
memahami jarak tanpa merasa menjadi pungguk
menumpu harap tanpa meminta dunia
Sadarkan aku, yang masih terlelap dari takdirMu
-/
Jika kamu rindu saat lalu itu, bukalah buku harianmu
mungkin masih kau salin puisi-puisiku dulu untukmu
goresan tinta itu tak pernah berubah
menjadi penanda yang nyaman untuk kita
saling kembali
Mana tanganmu jika masih ingin ku bimbing
walau sayapmu telah membawamu terbang ke angkasa
melihat awan-awan yang tiap hari hanya bisa kubayangkan
Mari kubimbing menikmati secangkir teh ini
di bawah pohon rindang kita
tempat ternyaman untuk kembali
bersemikan bunga-bunga cinta
Kusadari, senyummu adalah memeluk takdir-Nya untukmu sendiri
by Dina and me
10 Sep
Izinkan aku ( menyambut Idul Fitri )
Ya Allah Ya Rabb-ku,
tiba-tiba saja kumandang takbir, takmid, dan tahlil itu terserukan
terkejut sangat aku ketika aku baru sedikit menyantap hidangan Ramadhan-mu
ketika aku menjatuhkan beberapa piring santap pahala berkah-Mu karena khilafku
apakah aku terlambat Tuhan-ku ..
apakah aku tertinggal Tuhan-ku ..
ketika hamba-Mu yang lain sudah berlomba-lomba dan mendapatkan kemenangannya
Begitulah kekasih yang nikmatnya bercinta dalam dzikir, rokaat-rokaat sholat malam, lembar-lembar ayat-ayat suci yang entah beratus juta kali terlantun
ketika sedang nikmat-nikmatnya ku mereguk, ketika lelah badanku sesaat dalam gelimangan cahaya berkahmu, aku tersadar bahwa pesta itu telah usai
dan aku langsung merindu berat lagi,
dan aku langsung berharap Ramadhan-ku bertemu kembali tahun depan,
dan aku linangan air mataku tak bisa menahan Ramadhan-ku bertahan barang sedetik pun
Ya Allah Pengasih-ku,
aku malu tidak menghargai Ramadhan-mu yang begitu indah dengan kesibukan duniaku
sekedar rutinitas yang melelahkanku di siang hari yang kurang menghidupkan malam-malammu
namun dalam hati terdalamku selalu kugemakan nama-Mu agar tetap merasa-Mu dalam tingkah polahku
sehingga dalam kejatuhanku Engkau segera mengangkatku,
menenangkan kekhawatiranku dengan jaminan hanya Engkaulah satu-satunya penolong dengan cara-cara rahasia-Mu,
akulah hamba-Mu yang sangat mudah tergelincir khilaf dan kesalahan, Kamu bisa hadir menyadarkanku dalam rupa apa saja,
dan cukup hanya kita yang tahu bahwa Engkau telah datang, Engkau tak suka dengan kekhilafanku
sederhana … tinggalkan …. karena hanya akan menodai belaian kasih-Mu
Ya Allah Penyayang-ku,
di hari Fitri dimana kemenangan adalah janji-Mu, dimana putih dimana-mana sebagai nuansa pertanda
Engkau menyembunyikan aib-aibku, hanya antara kita, dan sederhana kesempatan bagiku untuk kembali memperbaiki
apalagi yang lebih baik dari itu …?
Engkau mengujiku, membolak-balikkan hati dengan Kuasa-Mu, memberikan cobaan, mengangkatkan derita dengan cara-Mu yang terbaik, memberikan peringatan dalam rupa apa saja, dan apapun itu Engkau menyiapkanku untuk derajat manusia yang lebih baik
Ya Allah dengan Kebijaksanaanmu
izinkan aku membagikannya berkah-Mu dengan cara terbaik, izinkan menjadi yang Kau percaya menjadi saluran-saluran rizki bagi umat-Mu, agar lengkap cintaku kepada-Mu dan kepada sesama makhluk ciptaan-Mu
semoga dengan itu semakin menjadi penghias indah kerinduan Ramadhan-ku dan kesyukuran di hari Fitri-ku
Amin
by fixshine
9 Sep
Melawan Gundah
ketika gundah meraja
aku tahu diriku tak lagi tangguh
hati semakin rentan tercabik-cabik sinis mata,
canda mengungkap aib masa, kegagalan memalukan cita
dan gundah itu seakan terus mendera dengan penyesalan .. apa guna ?
ketika tangguh mulai memberontak
keberanian kecil akan menguatkan mata untuk menatap
tangan akan perlahan pasti mengepal
badan lalu bangkit
dan ketika engkau berhasil buktikan jalan lalu lari mengejar mimpi
gundah hanyalah sepenggal cerita basi ..
by fixshine
23 Feb
Aku kembali .. Guruku
Jika ada pintu yang ingin kuketuk kini, hanyalah pintu sederhana di depanku sekarang. Aku memandanginya, sejak berjam-jam yang lalu dari ujung jalan. Aku rela berhujan-hujan sambil menimbang-nimbang hatiku, beranikah aku mengetuk pintu itu. Begitu berartikah pintu itu ? Benarkah pintu itu akan mengubah arah hidupku ? Pintu itu berubah-ubah dalam sinaran cahaya rupa di mataku, meski kasat mata tak berubah sesekali menyala ditampar kilat guntur menyambar-nyambar
Itu adalah rumah guruku
Sepuluh tahun yang lalu aku masih ingat, di pagi yang cerah aku minta restu beliau Bapak guruku. Aku ingin ke kota, melihat hiruk pikuk dunia, mengadu jiwa muda dari desa menapaki takdir perkasa. Diriku yang terlalu lugu hanya percaya budi baik akan dibalas baik, maksud jahat akan menyingkir dengan doa suci terucap dalam hati, dan maafkan sajalah mereka yang telah berbuat curang padamu. Pesan beliau guruku, hati-hati memilih temanmu. Saat itu aku tak mengerti, karena yang kutahu saat itu semua temanku baik hati.
Aku biarkan deras hujan terus mengguyurku
Aku ingin dimandikan Tuhan, kiranya menurutku pantas, sampai puas. Mulutku terkatup rapat mendesis pun tidak. Tapi hatiku berteriak memanggilmu guruku, menangis, malu karena aku pulang hanya mengganti baju rapiku dulu dengan sepasang kumal baju dan celana kumal lengkap dengan wajah kusut lelah dan perut lapar.
Kalau aku tidak pulang padamu lalu pada siapa ?
Aku sudah tak berayah bunda, kamulah guruku yang memungutku dan membiarkanku besar dengan ajaran-ajaranmu tentang salah tentang benar, tentang adab, tentang santun, dan itu tak membuatku puas. Karena semewah-mewahnya bajuku hanya kemeja putih, karena secanggih-canggihnya tungganganku adalah sepeda pinjaman guruku ke pasar. Sebanyak-banyaknya hartaku adalah uang kelebihan belanjaan yang dibelas kasihan guruku padaku.
Guruku sayang padaku
Aku menangis mengingatnya. Aku merasa bersalah menyia-nyiakan kasih sayangnya. Karena di kota yang kukira ramah ternyata sangat angkuh dan pelit. Kota sangat pelit tak kenal aku tak sayang aku, dan setelah ku tersudut di ujung gang dengan perut lapar, baru dipungut, tidak untuk ditolong, tapi untuk diperas lagi. Sebungkus nasi untuk pekerjaan kasar tanpa upah jelas, dan cacian binatang para mandor. Setelah aku pingsan dihajar karena aku dikira malas menggaruk pasir, sadarku menyengat. Maaf kota, kamu terang-terangan menolakku, aku tak ingin berlama-lama lagi menghiba padamu.
Aku pulang… aku pulang
Hingga saat ini aku ragu, ingin, rindu, hanya bisa menunggu di depan sebuah pintu. Dingin ini mematungku, antara malu dan menggigil karena jarum-jarum tetesan hujan yang tak pernah mau juga mengampuniku. Setidaknya aku memberi tanda, kuputuskan …. sudah dengan seluruh sisa tenaga kuketok pintu itu
Aku mendengar suara ketokan itu sendiri dan ….. sekilas cahaya terang lalu gelap seluruh duniaku tenggelam dalam keheningan sadarku.
——————
Guruku sebenarnya tahu, ternyata ia hanya menunggu aku kembali
Ketika ku sadar dia tidak menanyaiku macam-macam, langsung menyuapiku dengan bubur hangat. Membiarkanku istirahat. Setelah aku sehat dia mengajakku memerah susu sapi di pagi hari, di sore hari memberi kesempatan padaku memanen hasil sawahnya. Aku memeluk kembali kehidupan lamaku.
“Guru, tidakkah kamu ingin tahu tentang apa yang menimpaku ?”
“Mungkin, tapi mungkin tidak terlalu penting ..”
“Lalu apa yang terpenting ?”
“Doamu …”
Singkat, dan memang doa yang selalu menguatkanku yang kubutuhkan
“ …..
Tuhan sudah berlalu masa-masa burukku,
sering menghantuiku, menyesakkan, dan menyiksaku
maka damaikan hatiku untuk menerima masa laluku yang tak mungkin bisa kuubah lagi;
Tuhan aku masih punya mimpi jika itu masih Kau-ijinkan
sering menyapakan hangat harapan bersama fajar mentari-Mu
maka beri aku keberanian untuk mengubah hal-hal yang masih mampu aku perbuat;
Tuhan keraguan akan selalu datang menggetarkanku
maka lindungi aku dengan kebijaksanaan untuk mengetahui beda antara keduanya …..”
by me
note : doanya digubah dikit dari serenity pray
11 Feb
Rapuh dan Tegar
)o+
rapuh itu …
seperti tak mampu berdiri walau ingin
seperti terbata-bata kehabisan kata
seperti aku saat tak ada kamu disini
)o>
tegar itu …
seperti penyangga banyak derita yang bertubi namun sama sekali tak berharap
seperti mengkristalkan rindu yang kian hari mengkilaukan arti
seperti aku yang berusaha selalu menenangkan diri tentangmu di sana
bagimu rapuh adalah tegar yang tersembunyi
bagiku tegar adalah rapuh yang kuajak bernyanyi
by gita and me
Recent Comments